Elzatta X Chacha Frederica hadirkan busana dan scarft berbahan premium. Foto: Elzatta TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Menyambut bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul fitri, Elzatta meluncurkan koleksi terbarunya yaitu Harmoni dan Kemuliaan. Peluncuran koleksi terbarunya ini ditampilkan dalam fashion show Muslim Festival (Mufest) 2019 yang diadakan di Jakarta. Koleksi terbaru dari Elzatta diantaranya adalah koleksi sarimbit yang digunakan untuk keluarga saat hari raya, koleksi Elzatta X Chacha Frederica, dan koleksi Print Digital Scarf. Head of desaigner Elzatta, Lola Dwi Maretta, mengatakan koleksi Elzatta dan Chacha Frederica ini mengusung desain aktif dan simple, cocok digunakan untuk wanita aktif masa kini. “Sesuai karakter Chacha yang dinamis, koleksi ini menggunakan bahan satin premium dan menjadikan pleats sebagai aksen yang menawan,” ujar Lola saat dihubungi Tribun Jabar, Rabu (8/4/2019). Lola menjelaskan aksen pleats Elzatta X Chacha dibuat dengan teknologi modern sehingga tidak mudah berubah bentuk, tidak lekas pudar warnanya, serta memiliki model yang eksklusif. Elzatta X Chacha Frederica hadirkan busana dan scarft berbahan premium. Foto: Elzatta. Sebanyak 9 produk yang terdiri dari tunik, gamis, outer (abaya), celana, dan rok bisa Anda dapatkan di koleksi ini. Koleksi ini cocok digunakan untuk berbagai occasion, sesuai dengan kebutuhan dan bisa dipadupadan sesuai selera. “Ada empat pilihan warna yaitu maroon, khaky, silver sebagai warna aman,netral dan ungu sebagai pilihan warna cantik,” ucapnya. Selain busana, Anda juga bisa memiliki pilihan scarf Elzatta X Chacha Frederica. Elzatta X Chacha Frederica hadirkan busana dan scarft berbahan premium (Istimewa). Foto: Elzatta. Bahannya pun lebih lembut jika dibandingkan dengan voal pada umumnya. Scarf ini cocok digunakan bagi Anda yang aktif seharian apalagi di bulan Ramadan seperti ini. “Menggunakan teknologi polychromatic, kami memberikan 2 years guaranted, warna tidak akan pudar, tentunya dengan motif cantik khas elzatta,” ucapnya. Anda bisa melihat langsung harga lebih detailnya di website elzatta untuk pembeliannya. Source: Tribunjabar-Fesyen Bulan Ramadhan, Chacha Frederica dan Elzatta Luncurkan Busana Muslim Berbahan Premium
Spesial Ramadan, Elzatta Rilis Perdana Koleksinya di Ajang Muffest 2019
Foto: Dok/Foto Istimewa Sharianews.com, Menjelang perayaan idul fitri, brand lokal yang merupakan pioneer fesyen muslim Indonesia, Elzatta meluncurkan koleksi terbarunya pada ajang Muslim Fashion Festival Indonesia (Muffest), Jum’at (3/5). Koleksinya kali ini, Elzatta mengusung motif-motif bergaris feminim dengan bahan dan fitting yang nyaman, serta detail sederhana. Sehingga selain untuk acara formal, cocok juga untuk kegiatan sehari-hari muslimah. Dilengkapi pula dengan pakaian untuk ayah dan anak. Head of Marketing and Promotion Elzatta, Tika Mulya mengatakan agar keikutsertaan Elzatta di Muffest 2019 bisa menguatkan dukungan bagi perkembangan fesyen muslim tanah air. ”Sekaligus ajang yang mengenalkan koleksi ramadan dan lebaran Elzatta. Semoga rangkaian koleksi terbaru ini bisa menjadi pilihan keluarga Indonesia,” tutur Tika. Sebagaimana tema yang diangkat, yakni “Harmoni dan Kemuliaan”, Elzatta mengajak para pengunjung untuk menikmati harmonisasi dari desain, bahan, warna serta motifnya. Koleksi pertama adalah Sarimbit, yang dipersembahkan Elzatta untuk memenuhi kebutuhan fashion couple maupun keluarga untuk Hari Raya. Dengan bahan yang nyaman dipakai, koleksi ini menghadirkan harmoni penampilan dalam desain maupun warna yang senada. Kemudian, Elzatta X Chacha, merupakan koleksi hasil kolaborasi Elzatta dengan artis tanah air Chacha Frederica. Di koleksi berbahan satin premium ini, Elzatta menjadikan pleats sebagai aksen menawan. Uniknya, aksen pleats ini dibuat menggunakan teknologi modern sehingga tidak mudah berubah bentuk, tidak lekas pudar warnanya, serta memiliki model yang eksklusif. Selanjutnya adalah koleksi Print Digital Scarf, yaitu koleksi scarf berbahan voal premium flex yang nyaman dan tidak kaku, tetapi mampu membuat posisi tegak di dahi. Koleksi ini menggunakan teknik digital printing polychromatic, yang membuat hasil print bergaransi dua tahun, untuk kualitas lebih tajam dan tidak mudah pudar warnanya. Source: Sharianews-Spesial Ramadan, Elzatta Rilis Perdana Koleksinya di Ajang Muffest 2019
Bisnis Modest Wear dari Sisi Komersial dan Isu Sosial
RiaMiranda specialtalk. Foto: Dok: Istimewa Dalam dekade terakhir ini, busana santun (modest fashion atau modest wear) yang dulu dikenal sebagai busana muslim, berkembang pesat dari sisi kreativitas dan bisnis. Banyaknya label busana santun dari berbagai kelas bahkan cukup untuk membentuk beberapa acara komersial khusus tahun-tahun ini. APPMI sempat menyelenggarakan Indonesia Islamic Fashion Festival (IIFC) selama beberapa tahun. Saat kelompok yang memotorinya membentuk organisasi baru, Indonesian Fashion Chamber (IFC), lahirlah Muslim Fashion Festival (Muffest) pada tahun 2016. Pada usianya yang ke-4 ini, sambil tetap merangkul berbagai segmen dalam pasar mode santun, Muffest terlihat lebih menyasar demografi wanita muslimah aktif dan sosiografi wanita yang peduli pada isu sosial seputar bisnis mode. Sejak label pakaian jadi seperti H&M, Zara, dan Topshop, mengguncang bisnis mode dengan pakaian murah bervolume besar tiap 4-6 minggu (fast-fashion), kritik membanjiri industri mode atas penggerusan sumber daya lingkungan dan penekanan tarif pekerja. Ide slow-fashion atau sustainable-fashion lantas mulai dilambungkan. Sebuah model bisnis yang selain lebih sadar lingkungan dan manusiawi, juga memungkinkan desainer lokal bersaing dengan label global. Dalam menyasar isu ini, Muffest ke-4 bergandengan dengan Asia Pacific Rayon (APR), perusahaan viscose rayon terintegrasi pertama di Asia yang beroperasi di Riau. Perusahaan ini merupakan bagian dari grup Royal Golden Eagle, yang didirikan Sukanto Tanoto pada tahun 1973. Memulai produksinya pada awal 2019 dengan kapasitas 240.000 ton per tahun, APR menawarkan serat viscose rayon yang digadang ramah lingkungan dalam tiap rantai produksi, dan dilengkapi beberapa sertifikat pendukung. Apa sebenarnya serat viscose rayon? Definisi dasar rayon adalah serat yang bisa didapatkan dari selulosa atau serbuk semua jenis kayu, termasuk bambu. Viscose lebih khususnya adalah rayon yang berasal dari pohon akasia, dan lebih populer di Amerika Serikat. Karena lentur dan halus namun tidak rapuh, serat rayon banyak diolah menjadi beberapa merek dagang seperti Modal, yang sering didapati pada baju yoga premium, dan Tencel, yang dipakai Sejauh Mata Memandang untuk koleksi Hari Bumi tahun ini. Dalam Muffest 2019 ini, APR menjembatani penyalur tekstil viscose rayon dengan 8 desainer terpilih IFC, dan finalis kompetisi Modest Young Designer Competition. Kedelapan desainer IFC tidak mengecewakan dalam mengolah viscose rayon menjadi koleksi yang menarik, dinamis, dan urban.Ali Charisma menunjukkan kelasnya dengan layering yang tertata dan teknik kerut yang halus. Tetap santun tanpa keluar jauh dari jejak desainnya yang selalu menyanjung visual feminin ideal. Sofie menabrakkan berbagai motif plaid dalam struktur tumpuk menyatu, bukti kepiawaian teknik jahit tersendiri. Koleksi Raegita Zoro Foto: Istimewa Batik Chic by Novita Yunus Foto: Istimewa Batik Chic by Novita Yunus sukses mengawinkan motif hitam-putih dengan bordir, setia pada DNA ready-to-wear yang mudah diterima pasar. Raegita Zoro dan Hannie Hananto bermain dengan bentuk geometris dalam warna-warna nyaring, 2 koleksi yang terasa edgydan segar. Weda Githa dan Aldre Indrayana merambah ke menswear, sebuah eksperimen yang jarang dilakukan dalam lingkup mode santun, dan berhasil menawarkan 2 koleksi yang berselera. Menswear rancangan Aldre Indrayana Foto: Istimewa Menswear rancangan Weda Githa Foto: Istimewa Apakah secara komersial akan diterima pasar? Semua tergantung pada kekuatan daya beli dan kesadaran konsumen akan dampak lingkungan dari pakaian yang dibelinya. Seperti yang diutarakan dalam perayaan 10 tahunnya baru-baru ini, merek busana santun Ria Miranda pernah mencoba koleksi eco-conscious namun kurang disambut hangat, tersandung harga tekstilnya yang lebih tinggi. Fakta ini menarik mengingat sebagai salah satu pemrakarsa komunitas hijabers, Ria Miranda adalah salah satu penguasa pasar. Dengan kekuatan solid Ria Miranda Loyal Community (RMLC) yang bukan saja setia membeli 8 koleksi yang dikeluarkan label-label Ria Miranda dalam setahun, namun juga ludes menyerbu koleksi kapsul dengan Cotton Ink dalam hitungan jam minggu lalu. Pernyataan ketua nasional IFC Ali Charisma saat membuka Muffest 2019, bahwa pekerjaan rumah terbesar sustainability fashion adalah inovasi dari sisi industri tekstil dan desainer, diimbangi edukasi di sisi konsumen dirasa tepat. Pada tahun 2015 Jakarta Fashion Week telah memulai dialog ini dalam dunia mode konvensional Indonesia, dengan mendatangkan Lucy Siegle, jurnalis di balik buku dan dokumenter The True Cost. Ditambah dengan menggulirkan isu sosial ini lebih jauh ke segmen mode santun tahun ini, Muffest terlihat membedakan diri dari forum mode santun lainnya. Tipe konsumen lain yang khusus dibidik Muffest ke-4 adalah wanita urban yang dinamis. Terlihat dalam pemberian panggung pada Noore, label busana olahraga santun buatan Indonesia. Salah satu keluhan terbesar muslimah berhijab adalah sulitnya menemukan pakaian olahraga yang tidak keluar dari batasan busana muslim. Noore menawarkan pilihan, termasuk hijab dari material yang menyerap keringat, anti-kuman, dan berperisai antiultraviolet 30 persen. Nampak serius dalam menggarap ceruk pasar berpotensi ini, Noore sudah menyambangi beberapa federasi olahraga Indonesia untuk uji coba keamanan dan kenyamanan produknya, serta mencanangkan kolaborasi dengan desainer Jenahara Nasution yang dikenal giat berolahraga. Selain Noore yang menggelar desainnya sampai ke runway, kompetitornya pun bisa ditemui di lantai pameran yang sama. Hal ini menandakan berkembangnya tipe pemakai busana santun di Indonesia. Peluang pun bukan hanya terbatas pada muslimah Indonesia, namun pada semua wanita aktif berolahraga yang kadang membutuhkan busana yang lebih tertutup demi kesantunan atau perlindungan kulit terhadap paparan matahari. Pasar busana santun Indonesia masih dalam fase pertumbuhan, penuh potensi bisnis sekaligus peluang edukasi. Bila Indonesia serius dalam mewujudkan mimpi untuk menjadi kiblat mode santun dunia, maka yang perlu didorong bukan hanya kreativitas desain, namun juga inovasi teknologi dalam produksi dan tanggung jawab sosial. Perjalanan masih jauh, namun Muffest mengambil langkah yang berarti tahun ini. Source: Kumparan-Bisnis Modest Wear dari Sisi Komersial dan Isu Sosial
Sandi Hadiri Tasyakur Pemenangan di Aceh, Istrinya ke Elzatta Fashion Show
Sandiaga Uno dan Erwin Aksa/JIBI Foto: Bisnis/Jaffry Prabu Prakoso Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, masih padat pascapemungutan suara Pilpres 2019. Berdasarkan pernyataan pers Media Center Prabowo-Sandi, Jumat (03/05/2019), Cawapres Sandi bersama istri, Nur Asia Uno, memiliki beberapa agenda kegiatan di sejumlah tempat. Pada pagi hari ini, Sandi dijadwalkan berada di Aceh, bersarapan pagi di Energi Cafe & Tradisional Food, Lamsayeun Belakang SPBU Jalan Sukarno Hatta Aceh Besar . Setelah itu, menunaikan Salat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Kampung Baru, Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Siang harinya, Sandi bakal menghadiri acara Tasyakur Pemenangan & Konsolidasi Relawan PrabowoSandi Provinsi Aceh di BPN Prabowo-Sandi Provinsi Aceh. Sore harinya, Sandi menghadiri acara “Ngopi Deuk Pakat dan Talkshow OK OCE” di Jalan Prof. Ali Hasymi Lamteeh Banda Aceh. Di Jakarta, Nur Asia Uno mengikuti kegiatan Pemberian Sumbangan Korban Bencana Bengkulu kepada Dompet Dhuafa di Philanthrophy Building Lantai 3, Jalan Warung Jati barat No. 14 Jatipadang Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kemudian, menghadiri Elzatta Fashion Show dengan tema “Harmoni Dalam Kemuliaan” di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Jalan Gatot Subroto Jakarta. Source: Kabar24.bisnis-Sandi Hadiri Tasyakur Pemenangan di Aceh, Istrinya ke Elzatta Fashion Show
Elzatta Hadirkan Ragam Inovasi di Ajang Muffest 2019
Model dan Muse Elzatta di panggung Muffest 2019. Foto: Elcorps REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Elzatta Hijab merupakan brand lokal Muslim yang menjadi pioneer di dunia fashion Muslim Tanah Air, dengan kekuatan hijab, gamis dan keragaman printing-nya. Mengusung koleksi bergaris feminin dengan pemakaian bahan dan tting yang nyaman serta detail yang tidak berlebihan, Elzatta sangat sesuai menemani Muslimah berkegiatan sehari-hari. Dilengkapi dengan koleksi fashion ayah dan anak, Elzatta menjadi pilihan keluarga Muslim Indonesia. Head of Marketing and Promotion Elzatta Tika Mulya berharap keikutsertaan Elzatta di Muest 2019 bisa menguatkan dukungan bagi Tanah Air sekaligus meluncurkan koleksi terbarunya melalui rangkaian fashion show bertema “Harmoni dalam Kemuliaan”. Diselenggarakan pada Jumat, 3 Mei 2019, fashion show “Harmoni dalam Kemuliaan”, mengajak pengunjung menikmati keindahan inovasi terbaru Elzatta, dalam harmoni desain, bahan, warna serta motif, yang membalut ragam koleksi Ramadhan dan Lebaran Elzatta. Tiga koleksi dikenalkan brand milik ELCORPS ini dalam kesempatan tersebut. Koleksi pertama adalah Koleksi Sarimbit, dipersembahkan Elzatta untuk memenuhi kebutuhan fashion couple maupun keluarga di Hari Raya. Menggunakan bahan nyaman, koleksi ini menghadirkan harmoni penampilan dalam desain maupun warna yang senada. Kemudian, Koleksi Elzatta X Chacha, merupakan koleksi hasil kolaborasi Elzatta dengan artis Chacha Frederica. Di koleksi busana berbahan satin premium ini, Elzatta menjadikan pleats sebagai aksen menawan. Aksen pleats Elzatta X Chacha, dibuat dengan teknologi modern sehingga tidak mudah berubah bentuk, tidak lekas pudar warnanya, serta memiliki model yang eksklusif. Selanjutnya, Koleksi Print Digital Scarf, yaitu koleksi scarf berbahan voal premium ex yang nyaman dan tidak kaku namun mampu membuat posisi tegak di dahi. Koleksi ini menggunakan teknik digital printing polychromatic, yang membuat hasil print bergaransi dua tahun, untuk kualitas lebih tajam dan tidak mudah pudar warnanya. Ketiga koleksi terbaru ini bisa didapatkan di booth Elzatta, dan bisa diperoleh di offline maupun di online store Elzatta www.elzatta.com, mulai bulan Ramadhan. Khusus koleksi print digital scarf, Elzatta menghadirkan limited edition dan limited design yang customize dengan selera pengunjung di gelaran Muest. Juga personalized scarf, di mana pengunjung dapat menuliskan nama atau inisial yang diinginkan sebagai gift lebaran bagi orang-orang tercinta. Selain launching koleksi terbaru, hal menarik dari fashion show “Harmoni dalam Kemuliaan” adalah keterlibatan banyak artis dan fashion inuencer sebagai muse, seperti: Pratissa Prisela Azura, Alintya Zhafara, Bella Attamimi, Intan Sugih, Ayu Indriati, Munira Agile, Nina Septiani, Intan Erlita, Chacha Frederica, Milka, Nanda, Nadiah, Kirana Larasati, Mikhaila Patriz, Vivi Thalib, Ilma Rienita, Herzah, Ayu Pratiwi dan Sheza Idris. Di Muest 2019, Elzatta juga melakukan banyak aktivitas menarik di booth. Mulai dari Meet&Greet bersama inuencer Munira Agile di hari pertama, juga Pemenang Wajah Elzatta Pratissa Prisela Azura (2017) Alintya Zhafara (2018) di hari keduanya, hingga aneka games berhadiah yang memanjakan pengunjung. Tidak ketinggalan tentunya aktivitas promo selama kegiatan berlangsung berupa: voucher belanja sebesar 50K untuk 20 orang pertama, free pouch untuk pembelanjaan sebesar 499.000 rupiah, free sling bag untuk pembelian koleksi sebesar 999.000 rupiah serta reward umrah dan trip ke Malang. Source : Republika-Elzatta Hadirkan Ragam Inovasi di Ajang Muffest 2019
Muffest Jadi Langkah Menuju Pusat Fesyen Muslim Global
Koleksi ‘Lady Rider’ oleh desainer Lisa Fitria dalam pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest) 2019 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/5). Foto: Dok Muffest REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pergelaran peragaan busana Muslim Indonesia, Muslim Fashion Festival (Muest) Indonesia kembali digelar. National Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC), Ali Charisma menuturkan pergelaran ini sebagai langkah untuk mengantarkan Indonesia menjadi pusat fesyen Muslim global.diselenggarakan mulai 1 sampai 4 Mei ini ditargetkan mencapai 55 ribu pengunjung dengan transaksi senilai Rp 45 miliar. “Pencapaian pada Muest 2017 mencapai 47.100 pengunjung dengan nilai transaksi Rp 28,3 miliar. Sementara pada Muest 2018 lalu, jumlah pengunjung mencapai 51 ribu pengunjung dengan nilai transaksi sekitar Rp 38,9 miliar,” jelas Ali. Pada Muest 2019, penyelenggara menghadirkan pameran dagang atau exhibition ritel business to customer dan juga mengarah ke business to business. Selain itu, pada Muest kali ini, juga dihadirkan rangkaian pergelaran mode yang menampilkan keragaman gaya busana Muslim di Indonesia sesuai Indonesia Trend Forecasting atau Muslim fashion trend pada 2019-2020. Kegiatan lainnya pun juga dihadirkan dalam Muest 2019 ini seperti presentasi, talkshow, dan juga seminar. Tak lupa, berbagai program kompetisi juga digelar pada Muest 2019.Kompetisi itu antara lain Elzatta x Modest Young Designer Competition yang didukung oleh Asia Pasic Rayon. Kompetisi itu untuk menjaring talenta desainer muda di bidang fashion Muslim. Source: Repulika-Muffest Jadi Langkah Menuju Pusat Fesyen Muslim Global
Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) 2019 Prediksi Trend Fashion Muslim 2020
Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) 2019 Foto: Tribunnews.com Dengan tujuan untuk turut memajukan industri fashion muslim Indonesia dan mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fashion muslim dunia, Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersama Dyandra Promosindo selaku Professional Exhibition Organizer (PEO) kembali menggelar perhelatan Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) 2019 pada tanggal 1-4 Mei 2019 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC). MUFFEST 2019 akan menghadirkan Exhibition (pameran dagang) ritel atau B2C (Business to Customer) dan mengarah pada B2B (Business to Business), Fashion Presentation, Talkshow, Seminar, Fashion Design Competition serta Fashion Show yang menampilkan ragam gaya busana muslim karya desainer Indonesia, mulai dari konvensional, kontemporer, hingga syar’i yang mengacu pada Indonesia Trend Forecasting 2019/2020 bertema Singularity. “MUFFEST 2019 akan hadir dengan meningkatkan kualitas produk fashion muslim Indonesia agar memiliki daya saing tinggi, termasuk mengarahkan pada konsep sustainable fashion. Dengan target Indonesia sebagai barometer fashion muslim dunia, MUFFEST 2019 berupaya menggaungkan tawaran Trend Fashion Muslim 2020 yang diarahkan sebagai identitas busana muslim Indonesia,” tutur Ali Charisma, National Chairman Indonesian Fashion Chamber. Rangkaian acara pre-event MUFFEST yang inspiratif dan interaktif kembali digelar tahun ini, meliputi Elzatta x Modest Young Designer Competition (MYDC) supported by Asia Pacic Rayon yaitu kompetisi untuk para desainer muda dalam menunjukkan kreativitas di bidang fashion muslim. Pendaftaran MYDC 2019 yang mengusung tema desain “Neo Medieval” atau “Exhuberant”, berlangsung pada tanggal 18 Februari-8 Maret 2019. Roadshow MYDC 2019 pun dilakukan ke-9 sekolah mode di Indonesia. Setelah melalui proses seleksi, Dewan Juri memilih 15 nalis MYDC 2019 yang selanjutnya mendapatkan coaching dari IFC, Elzatta, dan APR untuk menampilkan karyanya di ajang MUFFEST 2019 dan menentukan pemenang MYDC 2019. Publik dapat ikut serta memilih pemenang MYDC Favorit melalui open voting di media sosial pada tanggal 1-20 April 2019. Selain itu, Wardah NEXT FACE MUFFEST 2019, yaitu kompetisi untuk para perempuan muda muslim yang menggemari dunia fashion, modis, cerdas, dan berkepribadian baik.Proses kompetisi yang berlangsung pada tanggal 27 Maret hingga 10 April 2019 ini telah menentukan 15 nalis NEXT FACE. Untuk memilih pemenang NEXT FACE Favorit dapat dilakukan melalui open voting di media sosial pada tanggal 15-23 April 2019. Kemudian, digelar pula Wardah Make Up & Hijab Do Competition, yaitu kompetisi untuk para make up enthusiast dan hijab stylist yang berlangsung pada tanggal 9-23 April 2019. Pengumuman pemenang kedua kompetisi yang diselenggarakan oleh Wardah ini akan berlangsung pada acara MUFFEST 2019. Perhelatan MUFFEST 2019 mendapatkan dukungan penuh dari pihak Pemerintah, yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, SMESCO, Badan Ekonomi Kreatif. Serta didukung oleh Tokopedia sebagai Ocial ECommerce Partner, Wardah sebagai Ocial Make Up, dan pihak sponsor lainnya, yaitu Elzatta, UBS Gold, dan Asia Pacic Rayon. Dan turut menggandeng community partner, yakni Hijabers Mom Community dan Islamic Fashion Institute (IFI). Andi Djoewarsa selaku VP of Marketing Tokopedia menyambut baik kerja sama dengan MUFFEST, “Kami melihat keselarasan visi Tokopedia dengan MUFFEST 2019 dalam menciptakan peluang bagi seluruh masyakarat, termasuk bagi desainer fashion muslim tanah air. Selain itu, kolaborasi ini sejalan dengan campaign kami yaitu Selaksa Rupa yang bertujuan untuk menyatukan kekayaan budaya Indonesia melalui keanekaragaman pilihan, desain, dan gaya fashion dari kolaborasi desainer fashion muslim ternama di Indonesia.” Andi menambahkan, “Kami berharap komitmen Tokopedia untuk mendorong pergerakan ekonomi digital serta mendukung para kreator lokal terus berjalan melalui kerja sama ini.” Perusahaan teknologi Indonesia, Tokopedia, yang juga memiliki lebih dari 2.000 mitra untuk menghadirkan jutaan produk pilihan berkualitas dan bermerek melalui Ocial Store, menawarkan berbagai kemudahan bagi pengguna Tokopedia berupa Gratis Ongkir Sepuasnya di toko-toko yang berpartisipasi. Selain itu, Tokopedia juga menyediakan voucher cashback untuk setiap pembelian produk fashion muslim di Offcial Store. Hari ini (22/4), telah diadakan Konferensi Pers jelang penyelenggaraan MUFFEST 2019 dengan menghadirkan para narasumber di antaranya Ali Charisma selaku National Chairman IFC; Lisa Fitria selaku National General Secretary IFC; Apriani selaku General Manager Operations Dyandra Promosindo; Andi Djoewarsa selaku VP Marketing Tokopedia; Sulika selaku PR Manager Wardah; Tika Latifani Mulya selaku Head of Marketing & Promotion Elzatta; Basrie Kamba selaku Direktur APR; Erwin Suganda selaku Creative Director UBS Gold; dan Perwakilan dari Pemerintah yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, SMESCO, dan Badan Ekonomi Kreatif. “Sebagai perhelatan fashion muslim yang berkelanjutan, MUFFEST diharapkan dapat menjadi tolak ukur perkembangan fashion muslim Indonesia dan mengantarkan Indonesia sebagai pusat inspirasi dan belanja fashion muslim dunia. Kami berupaya agar penyelenggaraan MUFFEST 2019 secara keseluruhan lebih berkualitas, baik bagi pengunjung dan peserta pameran hingga stakeholders terkait,” papar General Manager Operations PT Dyandra Promosindo, Apriani. Mengakhiri acara Konferensi Pers MUFFEST 2019, ditampilkan Trunk Show koleksi modest wear karya desainer Indonesia yang akan berpartisipasi dalam MUFFEST 2019, yakni Ria Miranda, Ayu Dyah Andari, Mandjha Hijab Ivan Gunawan Premium Collection, Soe, Raegitazoro, Hannie Hananto, Noore, Aldre’, dan Irna Mutiara. (*) Source: Tribunnews-Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) 2019 Prediksi Trend Fashion Muslim 2020
Talent Search Wajah Elzatta 2018
Talent Search Wajah Elzatta 2018, hadirkan Enam Muslimah cantik, aktif, produktif dan berprestasi. Foto: Elcorps. Hadirkan Enam Muslimah cantik, aktif, produktif dan berprestasi. REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG–Sebagai brand Muslim, Elzatta sangat berorientasi pada nilai. Hal ini terlihat dari cara Elzatta memaknai kecantikan. Bagi Elzatta, kecantikan seorang Muslimah bersumber dari dalam diri, yang hadir dalam wujud karakter baik, ramah, sederhana, rendah hati dan penuh syukur. Bersamaan dengan itu, Elzatta juga mengapresiasi sekaligus mendukung dedikasi seorang Muslimah dalam menjalankan peran-perannya. Baik sebagai pribadi yang aktif dan produktif maupun anggota masyarakat yang senantiasa menebar manfaat. Elzatta merasa bahwa nilai-nilai ini penting untuk disosialisasikan kepada Muslimah Indonesia. Menggandeng sosok-sosok Muslimah yang mewakili nilai LEISURE Menurut Tika Mulya, Head of Marketing & Promotion Elzatta, ajang Wajah Elzatta merupakan upaya Elzatta untuk menyampaikan nilai-nilainya dalam mengapresiasi kecantikan. Sekaligus mewadahi pengembangan karakter Muslimah guna mendukung kiprah perannya, baik skala pribadi maupun sosial. ”Berbeda dari tahun sebelumnya, di penyelenggaraan Wajah Elzatta yang kedua ini, Elzatta menghadirkan kriteria keterlibatan Muslimah dalam berbagai komunitas dan kegiatan sosial. Hal tersebut menjadi fokus penilaian bersamaan dengan capaian prestasi dan talenta yang dimiliki,” papar Tika dalam siaran pers yang diterima Reopublika, Selasa (9/4). Dimulai sejak 17 Agustus 2018, ajang Wajah Elzatta 2018 telah melalui rangkaian proses seleksi dan audisi. Hingga diperoleh 20 nalis yang berhak mengikuti proses penjurian. Tahap penjurian dilakukan oleh Chaca Frederica, Intan Erlita dan Ben Kasyafani pada Januari 2019. Enam pemenang WAJAH ELZATTA 2018 berhasil didapatkan dalam penjurian ini. Mereka adalah Alintya Zhafara asal Depok (juara pertama), Nabila Khaira Azhardari Aceh (runner up I), Anggi Rospidia asal Jakarta (runner up II), Wulan Dasniradari Bandung (runner up III), Laila Assegaf asal Surabaya (runner up IV) dan Laila Wirna Lase We dari Jember (juara favorit). Menutup rangkaian kegiatan Wajah Elzatta 2018, Elzatta menggelar acara pemberian penghargaan bagi para pemenang dan nalis belum lama ini di Two Elements Coee, Purwakarta. Hadir dalam acara ini, psikolog sekaligus spokes person Elzatta Intan Erlita, inuencer Bella Attamimi dan Intan Sugih serta pemenang Wajah Elzatta 2017 Pratissa Prisela Azura. Keempat bintang tamu tersebut, membekali para pemenang dan nalis dengan Muslimah Indonesia, bahwa kecantikan sejati bersumber dari dalam diri. Menghadirkan kepribadian yang baik sekaligus menguatkan potensi diri menjadi fokus yang terus-menerus mesti dilakukan. Source: Republika-Talent Search Wajah Elzatta
Kiat Berjualan di E-Commerce untuk Perempuan
Smart Women Talks: Empowering Women Through E-Commerce, Farhana E Devi (kiri), Rhesa Dwi Parbowo (tengah), Tika Latifani Mulya (kanan) Foto: MarkPlus, Inc Membuka usaha di platform e-commerce kini menjadi hal yang semakin populer. Banyak orang mencoba mengadu nasib dengan mempunyai usaha melalui wadah perdagangan digital ini. E-commerce terus berkembang dan semakin memanjakan penggunanya. Dengan cara yang mudah, penjual bisa berjualan sampai ke penjuru negeri. Namun bagi sebagian orang, terutama perempuan, berjualan di platform e-commerce juga memiliki tantangan tersendiri. Tingginya persaingan di ranah e-commerce membuat sebagian perempuan takut untuk memulai bisnis ini. Hal ini diungkapkan oleh Head of Communication Hi-Tech and Media Industry MarkPlus, Inc, Rhesa Dwi Prabowo, ia mengatakan bahwa masih ada perempuan yang tidak berani membuka usaha di ecommerce. “Walaupun banyak perempuan yang menjual dan membeli di e-commerce, tapi masih ada ketakutan perempuan untuk membuka usaha di e-commerce,” ucap Rhesa, dalam acara Smart Women Talks: Empowering Women Through E-Commerce #UntukPerempuan yang diadakan oleh Shopee pada Kamis (4/4) lalu. Kebanyakan dari mereka beralasan takut bangkrut dan kalah dengan pesaing lainnya. Menurut Tika Latifani Mulya, Vice President Elzatta Hijab, perempuan yang ingin membuka e-commerce memang harus mempunyai mental dagang yang tidak takut gagal. Menentukan produk yang akan dijual menjadi hal yang utama. “Harus tahu apa yang mau dijual, karena masing-masing e-commerce punya market sendiri,” ujar Tika di acara yang sama. Setelah menentukan produk dan e-commerce pilihan, foto menjadi hal penting. Sebab foto menjadi kekuatan dalam penjualan. Semakin detail foto dan semakin bagus deskripisi produk, akan memudahkan pembeli. Sehingga pembeli tidak kecewa karena kurangnya kelengkapan deskripsi dan foto produk. Selain mental dagang, passion juga tak kalah penting untuk berjualan. Farhana E. Devi, Executive Director of Strategic Planning Hakuhudo, menyarankan perempuan tidak hanya mencari uang saja di e-commerce. Tetapi juga harus mempunyai ketertarikan dengan apa yang dijual. Semisalnya perempuan menyukai fashion, lalu menjual fashion di e-commerce, bagi Devi, itu tidak akan hanya menghasilkan pemasukan, tapi juga kaya akan ekspresi. Menurut Devi, jika perempuan memiliki keterbatasan seperti tidak bisa bekerja di kantor tapi ingin punya penghasilan, e-commerce menjadi alternatif yang tepat. Devi menyarankan untuk menggali apa yang menjadi hobi atau ketertarikan selama ini saat akan masuk ke dunia bisnis. “Sebagai perempuan, sebelum kita terjun ke e-commerce, kita harus tahu dulu sebenarnya passion sama invest kita di mana. Nah, salurkan passion Anda itu ke e-commerce,” tutupnya. Jadi, apakah Anda sudah siap berbisnis di e-commerce? Source: Kumparan-Kiat Berjualan di E-Commerce untuk Perempuan
Murid-Murid SDN Neglasari Sumedang Antusias Mengikuti Kelas Dunia DAUKY 2019
Siswa-siswi aktif mengikuti Kelas Dunia Dauky. Foto: Elfoundation KELAS DUNIA DAUKY merupakan program sosial edukasi yang difasilitasi DAUKY bekerjasama dengan ELFOUNDATION. Di program ini, para Duta DAUKY mengajak siswa-siswi di level SD untuk menyukai literasi dan mengenal dunia internasional. Mengawali tahun 2019, DAUKY kembali menggelar KELAS DUNIA DAUKY Vol.4. Kegiatan yang digelar pada 8-9 Maret 2019 ini, berlokasi di SDN Neglasari, Ds. Nanggerang, Kec. Sukasari, Kab. Sumedang. KELAS DUNIA DAUKY Vol. 4 diikuti oleh para guru dan 253 siswa dari kelas 1 s.d kelas 6. Jumlah partisipan yang cukup banyak, membuat Duta DAUKY bekerjasama dengan Despro Sumedang. Kegiatan hari pertama dibuka dengan pengenalan KELAS DUNIA DAUKY. Dilanjutkan dengan Kelas Membaca di kelas masing-masing dengan bimbingan para Duta DAUKY. Di kelas ini, siswa-siswi diajak untuk membaca buku-buku ringan hasil donasi, yang membahas berbagai isu dengan cara menyenangkan. Jumlah donasi buku yang cukup banyak, membuat setiap siswa berkesempatan menikmati bacaannya masing-masing. Masih di Kelas Membaca, setiap siswa mendapatkan buku KELAS DUNIA DAUKY sebagai sarana dalam menjalankan program literasi. Di buku ini, mereka diminta untuk menuliskan kembali cerita yang telah dibaca dan target buku yang akan dibaca selama 1 bulan. Diikuti pula dengan ajakan menulis kata-kata penyemangat diri. Hal menarik lainnya dari buku ini adalah, adanya “BINGO” yang berisi to do list dan berfungsi sebagai tiket masuk kegiatan Festival Budaya. Usai dari Kelas Membaca, para siswa diajak untuk mengikuti Kelas Menghitung. Dikemas dalam bentuk permainan kompetisi, kelas ini membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang. Mereka diminta untuk masuk ke dalam satu sarung dan berbaris di belakang garis start. Setiap Duta DAUKY memberi pertanyaan, kelompok siswa menjawabnya dengan cara menghampiri kotak-kotak jawaban di depan mereka. Kelompok paling cepat menuju kotak jawaban, dialah yang menjadi pemenang. Hari kedua KELAS DUNIA DAUKY diisi dengan Festival Budaya. Di kegiatan ini, para Duta DAUKY menggelar booth dari beberapa negara dan daerah di Indonesia seperti Thailand, Turki, Italia, Malaysia, Yunani, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Booth tersebut menjadi sarana Duta DAUKY untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman ketika melakukan misi ilmiah maupun sosial budaya di negara maupun daerah yang dikunjungi. Di Festival Budaya, para siswa diajak untuk mencicipi kuliner khas sekaligus mengenal kata sapa, letak geografis, mata uang dari negara maupun daerah yang dipamerkan. Mereka juga dikenalkan berbagai busana adat yang dikenakan langsung oleh para Duta DAUKY pengisi booth. Dengan penyampaian yang menarik dan menyenangkan dalam kemasan audio visual, para siswa sangat menikmati kegiatan di booth. Selain mengenalkan dunia internasional, di Festival Budaya ini juga digelar Kelas Mendongeng dan Kelas Menonton Anti-Bullying. Kelas Mendongeng ditujukan untuk menguatkan minat literasi dari kegiatan di hari pertama. Sementara Kelas Menonton Anti-Bullying dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri anak akan bahaya bullying dan sikap diri dalam menghadapinya. Ketua Umum ELFOUNDATION, Irvan Rachmawan menyampaikan ungkapan terimakasih atas respons positif dan kerjasama yang diberikan para guru dan siswa di SDN Neglasari, Sumedang. Irvan berharap kegiatan ini menjadi sarana menumbuhkan minat anak dalam dunia literasi sekaligus memotivasi mereka untuk berhasil dalam studinya. Kepada para Duta DAUKY, Irvan juga menyampaikan apresiasinya atas sumbangsih tenaga, pengetahuan maupun pengalamannya dalam misi edukasi dan sosial ini. Semoga melalui kegiatan ini, para Duta DAUKY semakin bersemangat melakukan misi-misi serupa yang jangkauan manfaatnya lebih luas lagi.