Elcorps Goes to USA di Islamic Center of Southern California. Foto: Dok. Intan Kemala Sari/kumparan Perjalanan kumparan bersama tim reward trip Elcorps (perusahaan yang menaungi brand busana muslim Elzatta, Dauky, dan Noore) Goes to USA 2019 masih terus berlanjut. Setiap harinya, kami mengunjungi berbagai tempat baru untuk mendapatkan pengalaman baru. Kali ini, kami berkesempatan mengunjungi Islamic Center of Southern California yang merupakan masjid yang banyak dikunjungi oleh para umat Muslim di Los Angeles. Di sini, kami banyak belajar tentang jejak Islam yang ada di California. Awalnya, kami berencana ke Islamic Center saat hari pertama tiba di Los Angeles, California, Jumat (22/2). Namun sayangnya, kondisi jalanan yang padat pada Jumat malam membuat kami batal ke sana. Dan ketika kami kembali ke Islamic Center pada Sabtu (23/2), sayangnya tempat tersebut tutup setiap Sabtu. Dan untuk yang ketiga kalinya, kami kembali mencoba peruntungan untuk mengunjungi Islamic Center pada Minggu (24/2). Alhamdulillah, pihak Islamic Center menyambut kami dengan hangat. Elcorps Goes to USA di Islamic Center of Southern California. Foto: Dok. Intan Kemala Sari/kumparan Saat itu, jam menunjukkan hampir pukul 12.00 waktu setempat. Kami bergegas membersihkan diri dan mengambil wudhu untuk bersiap salat Dzuhur. Usai salat Dzuhur, salah satu pengurus Islamic Center bernama Wasi berbaik hati menjelaskan secara singkat tentang sejarah berdirinya masjid kecil yang terletak di pusat kota Los Angeles ini. Islamic Center of Southern California sebenarnya ada sejak tahun 70-an. Tetapi saat itu, bangunannya kecil dan tidak bisa menampung banyak umat Muslim di Los Angeles. Barulah pada 2010-an, masjid ini pindah lokasi ke 434 South Vermont Ave, dekat Downtown Los Angeles dan Koreantown. Di lantai pertama masjid terdapat resepsionis, kantor pengurus, kamar mandi dan tempat wudhu, serta tempat salat yang terbagi menjadi dua bagian. Area sebelah kiri untuk pria dan area kanan untuk perempuan. Elcorps Goes to USA di Islamic Center of Southern California. Foto: Dok. Intan Kemala Sari/kumparan Kami pun diajak mengunjungi lantai dua yang juga terbagi dalam dua bagian. Area sebelah kanan merupakan tempat diadakannya pertemuan, seminar, dan tempat melakukan akad nikah. Sedangkan area kiri merupakan sekolah untuk anak-anak setiap hari Minggu di mana mereka diajarkan mengaji dan menghafalkan ayat-ayat Al-Quran. Wasi mengatakan, setiap salat Jumat, ada sekitar 500 hingga 1.000 orang dari berbagai penjuru Los Angeles dan sekitarnya yang datang memenuhi masjid. Tak hanya umat Muslim saja, ada pula umat Nasrani dan Yahudi yang datang untuk berdialog dengan pengurus Masjid. Ada pula murid-murid dari sekolah Teologi yang datang dan ingin mengetahui tentang tata cara ibadah umat Muslim. Elcorps Goes to USA di Islamic Center of Southern California. Foto: Dok. Intan Kemala Sari/kumparan Dan setiap hari Minggu pula, rutin digelar kelas umum yang membahas tentang Islam bagi mereka yang ingin belajar lebih dalam. Di sini juga dibuka kelas bahasa Arab dengan biaya 20 dolar AS (Rp 280 ribuan) untuk satu kali pertemuan. CEO Elcorps, Elidawati, tampak terkesan dengan sambutan hangat yang diberikan oleh pihak Islamic Center kepada kami. “Saya surprise, karena ternyata Islamic Center di sini dikelola dengan baik dan mempunyai program rutin untuk umat Islam maupun non Islam. Banyak murid dan mahasiswa dari sekolah-sekolah Teologi yang juga datang ke sini untuk mengenal Islam. Satu lagi, Islamic Center di sini juga sangat menjaga hubungan dengan pemerintah,” tutur Elidawati pada kumparan. Sebelum meninggalkan tempat, Elidawati mewakili manajemen Elcorps dan para mitra Elcorps memberikan donasi yang diterima langsung oleh Omar Ricci selaku Chairman of the Islamic Center of Southern California. Elcorps Goes to USA di Islamic Center of Southern California. Foto: Dok. Intan Kemala Sari/kumparan “Kami merasa senang dan terhormat bisa menerima kehadiran saudara-saudara kami dari Indonesia. Insha Allah donasi ini bermanfaat untuk kemajuan Islamic Center ke depannya,” ujar Omar. Islamic Center of Southern California memang merupakan organisasi yang dikelola oleh para membernya. Mereka juga menerima donasi yang dananya akan digunakan untuk merawat fasilitas masjid, biaya pendidikan dan penyaluran zakat kepada yang membutuhkan. Anda tertarik mengunjungi Islamic Center of Southern California? Masjid ini bisa dikunjungi mulai dari pukul 10.00 hingga 18.00 setiap hari dan libur setiap hari Sabtu. Nantikan cerita perjalanan Elcorps Goes to USA 2019 selanjutnya di kumparan! Source : Kumparan: Elzatta Goes to USA: Menelusuri Jejak Islam di California Selatan
Mengakhiri Perjalanan Elzatta Goes to USA dengan Semangat Berinovasi
https://elcorps.com/post/en/mengakhiri-perjalanan-elzatta-goes-to-usa-dengan-semangat-berinovasi Tepat 10 hari kumparan mengikuti perjalanan reward trip Elcorps (perusahaan yang menaungi busana muslim Elzatta, Dauky, dan Noore) ke Amerika Serikat. Perjalanan bertajuk Elcorps Goes to USA 2019 ini dimulai dari Los Angeles pada Jumat (22/2), berlanjut ke Las Vegas, dan berakhir di San Francisco. Pertama kali datang ke Los Angeles, kami dibuat kagum dengan Hollywood yang saat itu tengah mempersiapkan ajang penghargaan Academy Awards atau Oscars 2019. Kami pun berkesempatan menengok persiapan Oscars 2 hari sebelum acara tersebut digelar. Masih di Los Angeles, kami juga mampir ke Universal Studio Hollywood. Di sini, kami belajar banyak tentang inovasi, kreatifitas serta kecanggihan teknologi yang ditawarkan Hollywood dalam pembuatan film melalui Studio Tour dengan mengunjungi komplek lokasi syuting film-film Hollywood. Kami juga bertandang ke Las Vegas, kota hiburan di Amerika yang paling banyak dikunjungi turis seluruh dunia. Namun bukan itu yang menjadi tujuan utama kami di Las Vegas ‘the Sin City’, melainkan mengunjungi sebuah sekolah Islam sekaligus masjid bernama Omar Haikal Islamic Academy yang letaknya tak jauh dari pusat kota. Di sana, kami mendapatkan pelajaran baru tentang bagaimana rasanya hidup sebagai umat Muslim yang menjadi minoritas. Dari Las Vegas, kami rela mengendarai bus mengunjungi Grand Canyon di Arizona dengan total perjalanan yang memakan waktu lebih dari 10 jam untuk melihat indahnya hamparan bebatuan yang ternyata masih diselimuti salju. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan dan berhenti di beberapa kota kecil di California seperti Arroyo Grande, Santa Barbara, hingga Santa Clara sebelum akhirnya singgah di Sillicon Valley dan mengunjungi Google Headquarter. Terakhir, perjalanan kami berhenti di San Francisco. Ada beberapa landmark ikonis yang sempat kami kunjungi, seperti jembatan Golden Gate, Pier 39, berkunjung ke kantor Facebook di Menlo Park serta mampir ke San Francisco Premium Outlets untuk berbelanja. Sayang, selama dua hari kami di San Francisco, cuaca sangat tidak bersahabat. Hujan yang turun sepanjang hari serta suhu udara yang cukup dingin saat itu membatasi kami berjalan-jalan menikmati keindahan San Francisco. Hingga akhirnya, kami pun harus mengucapkan selamat tinggal kepada Amerika dengan segala kenangan indah yang ada di dalamnya. Pada Sabtu (2/3) waktu setempat, kami kembali terbang ke Indonesia dengan transit terlebih dahulu di Hong Kong. Dengan perjalanan yang memakan waktu tempuh cukup panjang, pada Senin (4/3) sore akhirnya kami mendarat di Tanah Air dengan selamat. Perjalanan yang diikuti oleh manajemen Elcorps dan para mitra terpilih Elcorps ini tak hanya sekadar jalan-jalan semata, hampir semua tempat yang kami kunjungi memberikan inspirasi serta ide-ide segar, khususnya untuk para manajemen Elcorps dan para mitra Elcorps. Hal ini sesuai dengan tema perjalanan Elcorps kali ini yang berjudul Spirit of Innovation. “Kita sudah melihat langsung Amerika yang ‘luar biasa’. Contohnya Las Vegas adalah gurun tandus yang bisa jadi pusat turis dunia, terkenal dengan daya tarik judinya tapi ternyata ada enam masjid di sana. Sillicon Valley, pusatnya perusahaan industri IT. Selsin memang kantornya bagus, di balik gedung-gedung itu kita melihat orang-orang yang berpikir keras bagaimana caranya mereka menguasai dunia dari teknologi,” tutur Elidawati, CEO Elcorps, di hadapan para mitra usai mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Senin (4/3). Elidawati melanjutkan, kehebatan yang diperlihatkan Amerika ini seharusnya bisa menjadi inspirasi berinovasi untuk manajemen Elcorps dan para mitra. Kehebatan tersebut tidak cukup diakui saja, tetapi seharusnya bisa menjadi pembelajaran sebagai anak bangsa Indonesia dalam menghasilkan ide-ide segar untuk menjalankan bisnis ke depannya. “Setelah trip ini mudah-mudahan akan ada inovasi-inovasi baru. Mudah-mudahan mitra juga terlibat dalam memberikan ide serta saran untuk kemajuan bisnis Elcorps dan para mitra,” demikian tutup perempuan yang akrab disapa El ini. Selamat tinggal Amerika, semoga kita bertemu kembali di lain waktu. Source : Kumparan-Mengakhiri Perjalanan Elzatta Goes to USA dengan Semangat Berinovasi Previous Next
Elzatta Goes to USA: Mengunjungi Pusat Studi Islam di Las Vegas
Para mitra Elcorps Goes to USA berfoto di depan Omar Haikal Islamic Academy. Foto: Intan Sari/kumparan Saat membaca jadwal perjalanan reward trip Elcorps (perusahaan yang menaungi brand busana muslim Elzatta, Dauky dan Noore) Goes to USA 2019 (Elzatta Goes to USA), saya sempat mengernyitkan dahi. Ternyata, di dalam jadwal perjalanan tersebut, kami akan mampir ke Las Vegas. “Mengapa Las Vegas?” batin saya. Tampaknya semua tahu, kota yang identik dengan jejeran mesin kasino serta pertunjukkan malam ini merupakan pusat hiburan paling ramai di seluruh Amerika. Kota ini tak pernah sepi pengunjung, semakin malam justru semakin ramai. Lantas, mengapa pihak Elcorps yang menaungi brand busana muslim memilih Las Vegas sebagai salah satu destinasi wisata? Rupanya, ada alasan lain di balik maksud itu. Bukan hanya melihat gemerlap dan glamornya kehidupan di Las Vegas, tim Elcorps ingin melihat ‘The Sin City’ ini dari sisi lain, yakni mencari jejak Islam di Las Vegas. Rencana awal, kami ingin mengunjungi Masjid Al-Noor yang merupakan saah satu masjid terbesar di Las Vegas, tetapi sayangnya, masjid tersebut tutup karena renovasi. Akhirnya, kami menuju sebuah tempat bernama Omar Haikal Islamic Academy yang berlokasi di 485 E Eldorado Ln, Las Vegas. Tempat ini merupakan pusat studi Islam, masjid, sekaligus sekolah Islam di Las Vegas. Sampai di sana mendekati waktu salat Dzuhur, kami disambut oleh Laili Hudaifah, seorang perempuan Indonesia yang tinggal di Las Vegas sejak enam tahun lalu dan kini bekerja sebagai salah satu pengurus Omar Haikal Islamic Academy. Laili mempersilakan kami masuk ke dalam masjid. Lantai 1 untuk pria, lantai 2 untuk perempuan. Usai salat Dzuhur, kami sempat mengobrol dengan Laili. Ia menjelaskan, Las Vegas memiliki enam masjid secara keseluruhan. Omar Haikal Islamic Academy ini buka pada 12 September 2001, tepat sehari setelah kejadian 9/11. Omar Haikal sendiri adalah nama ayah dari pendiri masjid ini yang merupakan seorang dokter asal Mesir. Ia sangat menghormati ayahnya dan membangun masjid atas nama ayahnya. Dari sejumlah masjid di Las Vegas, yang membuat Omar Haikal Islamic Academy ini istimewa adalah adanya sekolah Islam yang berisikan murid-murid dari keluarga imigran yang berasal dari Pakistan, Bangladesh, Ethiopia, Ghana, Mesir, Tunisia, Aljazair, termasuk juga Indonesia. Anak-anak Laili pun juga bersekolah di sini. “Sekolah Islam di Amerika itu sangat mahal, biayanya 6.500 dolar AS. Tapi mayoritas anak-anak di sini bisa bersekolah karena dana bantuan dari para donatur. Jadi 85 persen mereka bersekolah di sini dengan mendapatkan beasiswa,” tutur Laili pada kumparan. Selain sekolah Islam, aktifitas ibadah di Omar Haikal Islamic Academy juga cukup rutin dilakukan. Bahkan, salat Jumat harus dilakukan dua kali karena jamaah yang membeludak. Sedangkan di bulan Ramadhan, para pengurus rutin menyediakan sekitar 270 takjil untuk berbuka puasa di hari kerja dan 380 takjil di akhir pekan yang dananya didapat dari donasi para jamaah. Di sekitar area masjid pula, terdapat area pemakaman Muslim. Semua jenazah di sini dikuburkan sesuai dengan kaidah Islam yang berlaku, dikafankan dan dikubur tanpa menggunakan peti. Dituturkan Laili, Muslim di Las Vegas adalah kaum minoritas. Maka dari itu, masing-masing pengurus dari setiap masjid bahu-membahu membantu satu sama lain demi menguatkan persaudaraan sesama Muslim. Selama enam tahun tinggal di Las Vegas, Laili mengaku tidak merasa kesulitan sebagai seorang Muslim, termasuk soal urusan makanan. “Alhamdulillah di sini juga ada restoran halal yang menjual ayam goreng. Mungkin dukanya adalah saat puasa di musim panas, suhunya sangat tinggi dan panas sekali, 50 derajat Celcius,” lanjut Laili lagi. CEO Elcorps, Elidawati (kiri) bersama para mitra Elcorps memberikan bantuan donasi untuk pusat studi Islam di Las Vegas. Foto: Intan Kemala Sari/kumparan Sebelum mengakhiri kunjungan kami di Omar Haikal Islamic Academy, CEO Elcorps Elidawati mewakili manajemen dan para mitra Elcorps turut memberikan bantuan donasi yang diserahkan langsung kepada Laili. Donasi tersebut akan digunakan untuk biaya pendidikan anak-anak di sekolah dan perawatan fasilitas di Omar Haikal Islamic Academy. “Memang seperti ini kalau jalan bersama kami (Elcorps), selalu ada kejutan yang tidak disangka-sangka yang justru memberikan pengalaman tersendiri bagi kami,” ujar Elidawati pada kumparan usai kunjungan dari Omar Haikal Islamic Academy. Nantikan perjalanan bersama Elzatta Goes to USA 2019 berikutnya hanya di kumparan. Source : Kumparan-Elzatta Goes to USA: Mengunjungi Pusat Studi Islam di Las Vegas
Serunya Berburu Barang Branded di San Fransisco Premium Outlet
San Francisco Premium Outlets, surga belanja barang branded. Foto: Intan Kemala Sari/kumparan Beberapa waktu lalu, kumparan bersama Elcorps (perusahaan yang menaungi brand fashion busana muslim Elzatta, Noore, Dauky) melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dalam rangka memberikan penghargaan kepada para mitra berprestasi Elcorps. Perjalanan tersebut dimulai dari Los Angeles pada Jumat (22/2) dan berakhir di San Francisco. Saat di San Francisco, kami sempat mengunjungi salah satu tempat berbelanja barang barang branded. San Francisco Premium Outlets namanya. Pusat perbelanjaan ini terletak di 2774 Livermore Outlets Dr, Livermore, California. Jaraknya tidak terlalu jauh, sekitar 45 menit dari pusat kota San Francisco. Banyak orang yang bilang, tidak ‘sah’ rasanya jika berkunjung ke Amerika tanpa berbelanja di Premium Outlet. Mengapa? Karena di outlet, harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Anda bisa mendapatkan diskon mulai dari 25 persen hingga 70 persen. Belum lagi, jika Anda melakukan transaksi dengan nilai tertentu, Anda akan mendapatkan diskon tambahan hingga 25 persen. Sungguh menggiurkan, bukan keluaran terbaru, melainkan barang-barang musim lalu yang tidak laku terjual di butik. Maka tak heran, seluruh produk yang ada di sini hampir pasti mendapat potongan harga. Sayangnya, kumparan dan tim mitra Elcorps tiba di sana sekitar pukul 19.00 dan hanya memiliki waktu dua jam untuk mengeksplor outlet ini. Rasanya, waktu dua jam tidaklah cukup mengingat tempat ini sangat luas. Tidak seperti toko-toko di Indonesia yang umumnya berada di dalam mall bertingkat, toko-toko di outlet ini berjejer memanjang dan terbagi menjadi beberapa area. Banyak diskon yang ditawakan, bahkan hingga 70 persen. Foto: dok. Intan Kemala Sari/kumparan Untuk Anda yang ingin mencari tas, dompet, pouch kecil atau card holder, rasanya outlet ini sangat wajib dikunjungi. Anda bisa mengunjungi outlet Coach, Kate Spade, Fossil, Torry Burch, Michael Kors, Calvin Klein, Furla, Karl Lagerfeld, Guess, dan masih banyak lagi. Harga-harga yang ditawarkan sangat menggiurkan. Untuk sebuah tas di Coach misalnya, dibanderol mulai dari 89 dolar AS (Rp 1,2 jutaan) dari harga asli sekitar 300 dolar AS (Rp 4,2 jutaan). Ada pula tas-tas yang dijual dengan harga miring, seperti tas Michael Kors yang tadinya dijual seharga 498 dolar AS (Rp 7 jutaan), menjadi 191 dolar AS (Rp 2,7 jutaan) atau tas lansiran Kate Spade yang dijual seharga 102 dolar AS (Rp 1,4 jutaan) dari harga asli 398 dolar AS (Rp 5,6 jutaan). Untuk dompet, dijual dengan harga beragam. Mulai dari 29 dolar AS (Rp 420 ribuan) untuk dompet pria di gerai Fossil, 36 dolar AS (Rp 520 ribuan) untuk dompet coach berukuran kecil, hingga pouch sekaligus card holder dari Coach yang dijual seharga 45 dolar AS (Rp 650 ribuan). Masuk ke gerai Calvin Klein, di sini Anda bisa menemukan backpack, sling bag, dompet, dan beragam aksesori lainnya yang dijual mulai dari 39 dolar AS (Rp 560 ribuan). Pilihan produk di sini cukup banyak, pastikan Anda memiliki banyak waktu untuk memilih tas atau dompet yang sesuai dengan selera Anda. Bagi Anda yang mencari sepatu, di sini pun tersedia beberapa gerai sepatu, seperti Skechers, Puma, Adidas, Nike, New Balance, Vans, Timberland, dan masih banyak lagi. Harga yang ditawarkan cukup beragam. Jika beruntung, Anda bisa mendapatkan sepatu keluaran Timberland seharga 50 dolar AS (Rp 720 ribuan saja). Jangan khawatir akan tersesat, di setiap penjuru terdapat papan penunjuk jalan serta informasi daftar toko yang ada di area tersebut. Bila Anda lelah dan ingin duduk, di sana juga banyak disediakan kursi panjang untuk beristirahat sejenak. Dan jika Anda lapar, disana juga tersedia area food court yang besar dengan pilihan makanan yang juga beragam. Mulai dari pasta, chinese food, burger dan kentang, hingga aneka salad dan roti. Dua jam telah berlalu, sayangnya kumparan dan tim reward trip Elcorps harus menyudahi perburuan kami. Walaupun hanya dua jam, kami cukup puas mengelilingi outlet ini. SanFrancisco Premium Outlets buka sejak pukul 10 pagi hingga 9 malam. Jika ingin berbelanja lebih maksimal, tak ada salahnya datang dari pagi karena cenderung lebih sepi. Agar tidak tersesat dan memanfaat waktu semaksimal mungkin, mintalah denah atau map pada petugas informasi. Dengan demikian, Anda tahu gerai mana yang akan dituju, serta berapa lama Anda harus berjalan dari gerai yang satu ke gerai lainnya. Source : Kumparan-Serunya Berburu Barang Branded di San Francisco Premium Outlets
Tips Karier: Agar Karyawan Betah Bekerja Ala Elidawati Pendiri Elzatta
Elidawati, CEO Elcorps dan pendiri Elzatta Hijab. Foto: Intan Kemala Sari/kumparan Ada banyak alasan karyawan mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja. Beberapa di antaranya adalah masalah gaji yang tidak sesuai, tak kunjung mendapatkan promosi, hingga perselisihan dengan atasan. Dalam dunia karier, hal tersebut wajar terjadi. Elidawati ditemui di Galeri Elzatta, Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Foto: Intan Kemala Sari/kumparan Terlebih lagi ketika karyawan sudah bekerja di perusahaan tersebut dalam waktu yang lama. Lantas, bagaimana caranya agar karyawan betah bekerja di perusahaan dan merasa nyaman menjalankan tugasnya? Pendiri brand busana muslim Elzatta sekaligus CEO Elcorps, Elidawati, mengatakan bahwa sebagai seseorang yang telah berpengalaman di bisnis fashion Muslim selama lebih dari 20 tahun, ia selalu memberikan tantangan kepada timnya untuk melakukan terobosan baru. Meski demikian, sebagai seorang pemimpin, ada saatnya atasan harus menjadi pendengar yang baik. Saat Anda meluangkan waktu untuk mendengarkan, akan ada banyak sekali wawasan dan masukan baru yang bisa diambil untuk memperkaya atau memperkuat keputusan dalam menjalankan bisnis. “Untuk membuat karyawan betah bekerja, ciptakan lingkungan kerja yang nyaman, fasilitas dan waktu ibadah harus terpenuhi dengan baik. Karyawan harus punya ruang mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya di kantor,” tutur Elidawati dalam wawancaranya kepada kumparanSTYLE di Galeri Elzatta Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu (20/2). Ibu tiga anak ini mendirikan Elzatta dengan sistem kemitraan dan gerai yang berlisensi sesuai standar dari Elcorps. Hingga saat ini, ada lebih dari 200 gerai resmi brand-brand fashion di bawah naungan Elcorps yang tersebar di seluruh Indonesia. Bagi El –sapaan akrab Elidawati–, ia juga harus membuat para mitranya merasa nyaman bekerja sama dengannya. Ia memiliki prinsip untuk terus menjaga hubungan baik, membuat kesepakatan dan ketentuan-ketentuan yang disetujui bersama. Menurutnya, setiap kebijakan harus berdasarkan pertimbangan dan musyawarah agar tidak menzalimi kerja sama kemitraan. “Kami berusaha memenuhi komitmen-komitmen dan etika bisnis yang baik. Di luar itu, reward trip, gathering, dan acara nonformal lainnya biasa kita lakukan untuk menjaga keakraban sesama mitra,” pungkas Elidawati. Source : Kumparan-Tips Karier: Agar Karyawan Betah Bekerja ala Elidawati Pendiri Elzatta
Elzatta Luncurkan Kampanye Peduli Literasi Dalam Program Keluarga Cerdas Elzatta 2019
Peserta program Keluarga Cerdas Elzatta. Foto: Elfoundation. Salahsatu wujud kepedulian Elzatta pada upaya membangun keluarga cerdas Indonesia adalah dengan menghadirkan program Keluarga Cerdas Elzatta. Program rutin hasil kerjasama dengan ELFOUNDATION ini, membahas isu-isu seputar parenting dan keluarga bersama para Ibu Indonesia. Mengawali tahun 2019, Elzatta kembali meluncurkan rangkaian kegiatan Keluarga Cerdas Elzatta. Kali ini ditujukan untuk membangun pemahaman seputar dunia literasi dan manfaatnya bagi karakter anak. Tema ini dipilih karena keprihatinan Elzatta akan minimnya minat baca-tulis di kalangan generasi muda. Terlebih di era digital yang menyajikan segenap informasi dalam kemasan instan. Minat baca-tulis anak pun jadi ikut terpengaruh. Ketahanan mereka untuk membaca maupun menulis informasi yang membutuhkan masa untuk berpikir, berkurang dayanya. Namun demikian, menyalahkan akselerasi perkembangan teknologi digital bukanlah solusi. Akan tetapi, menjadikannya peluang yang mencerdaskan adalah pilihan terbaik. Hal inilah yang disampaikan Elzatta melalui talkshow Keluarga Cerdas Elzatta di 4 kota: Jakarta (9 Februari 2019), Purwakarta (16 Februari 2019), Garut (23 Februari 2019) dan Tasik (16 Maret 2019). Hadir dalam acara ini, Naya Slime. Naya merupakan brand ambassador Elzatta Kids. Pengusaha anak yang juga kids influencer ini, terkenal dengan bisnis slime-nya yang meraup income puluhan juta rupiah setiap bulannya. Naya berbagi pengalaman mengenai kemampuan literasinya dalam mengolah tantangan digital menjadi peluang yang menguntungkan bagi tumbuh kembang dan proses kreativitasnya. Pengalaman ini diperkaya dengan pandangan dari para ahli di bidang literasi dan psikologi sehingga menjadi bahasan yang berkualitas dan menyenangkan. Hadir sebagai pemberi pandangan: Ibu Dian Izwar, MPH sewaktu acara di Jakarta, Ibu Dra. Elia Daryati R, M.Si untuk acara di Purwakarta dan Garut; dan Ibu R. Dita SE, CHA, CH, CHt, CFP, QWP saat acara di Tasik. Selain berbagi pengalaman, Naya juga berbincang-bincang ringan seputar buku terbarunya, Think Happy, Stay Happy. Buku yang menjadi wujud kecintaannya pada dunia literasi ini, mengupas awal mula ketertarikan Naya pada slime sampai kemudian menjadikannya peluang usaha yang menjanjikan. Tika Latifani Mulya, Ketua ELFOUNDATION mengatakan, “Elzatta Peduli Literasi menjadi wujud kepedulian Elzatta pada upaya menumbuhkan kemampuan literasi dalam keluarga.” Tika berharap, melalui acara ini, para ibu bisa mendampingi buah hati dalam mengenal dunia literasi sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadapnya, di tengah segenap peluang dan tantangan yang dihadirkan era digital.
Elzatta Hadirkan Peneliti Senior Jaziar Radianti Dalam Keluarga Cerdas Elzatta
Ibu Jaziar Radianti (dari kiri) dalam acara Keluarga Cerdas Elzatta. Foto: Elfoundation Banyak sosok Muslimah Indonesia, yang bersama perannya di keluarga maupun di masyarakat, menjadi inspirasi bagi kehidupan. Jaziar Radianti, M.Sc, Ph.D. adalah salahsatu perempuan yang bisa menjadi inspirasi bagi para ibu Indonesia. Bersama ELFOUNDATION, Elzatta menghadirkan peneliti berlevel internasional pada bidang information security dan pemodelan system dynamics yang kini berdomisili di Norwegia, dalam program Keluarga Cerdas Elzatta. Keluarga Cerdas Elzatta merupakan kegiatan rutin yang diadakan Elzatta bersama ELFOUNDATION untuk mengedukasi para ibu dalam banyak hal, salahsatunya parenting. Kali ini, Keluarga Cerdas Elzatta hadir dalam kemasan sharing & dialogue bersama Ibu Jaz dengan tema “Inspirasi Muslimah Jaman Now”. Ibu Jaziar merupakan lulusan Hubungan Internasional Fisip Unpad Bandung. Gelar master studi pembangunan diperoleh dari ITB sementara Ph.D-nya didapatkan dari University of Bergen dan University of Agder, Grimstad, Norwegia. Yang menarik dari sosok Ibu Jaziar, selain profesinya sebagai peneliti, adalah pengalamannya menyikapi persoalan hidup yang tidak mudah, manakala ia pertama kali menginjakkan kakinya di Norwegia. Berbekal status “single parent” yang masih “hangat” –karena hanya beberapa bulan sebelum berangkat, suaminya meninggal –ia menjalankan kehidupan di benua biru bersama dua anak usia dini dengan “penuh warna”. Upaya membalut luka pisah dari suami tercinta dan balada adaptasi di negeri terdekat dengan kutub utara bersama buah hatinya, menjadi tantangan berat. Hampir saja, Ibu Jaziar menyerah dan memutuskan kembali ke Tanah Air, namun dukungan pembimbing desertasinya yang demikian besar, membuatnya tersadar, bahwa kembali ke Tanah Air bukanlah jawaban atas persoalan yang tengah dihadapi. Suka duka Ibu Jaziar melalui kehidupan di Norwegia ini, menghadirkan pengalaman menarik yang bisa menjadi inspirasi bagi siapapun. Sebuah pengalaman yang mengisahkan perjuangan penuh warna dari seorang ibu, profesional sekaligus seorang Muslimah di tengah lingkungan asing, dengan segala persoalannya. Bertempat di Waroeng Mang Adil, di Jl. RE. Martadinata No. 113 Bandung, pengalaman penuh inspirasi ini dibagi Ibu Jaz kepada para peserta yang tengah berjuang mendidik anaknya dengan berbagai tantangan jaman now. Fajar Fitrah, Head of Operational ELFOUNDATION berharap melalui kegiatan ini, banyak perempuan yang terinspirasi dari pengalaman Ibu Jaz dalam mengatasi persoalan hidupnya. Sebuah inspirasi yang bukan hanya menjaga semangat juang para ibu menghadapi problema hidup tapi juga memunculkan kreativitas-kreativitas unik dalam mengatasinya.
Bank Indonesia Nobatkan CEO Elcorps Sebagai Tokoh Penggiat Ekonomi Syariah 2018
Ibu Elidawati memegang piala penghargaan Tokoh Penggiat Syariah 2018 dari Bank Indonesia. Foto: Elcorps CEO ELCORPS Ibu Elidawati mendapat penghargaan dari Bank Indonesia sebagai tokoh penggiat ekonomi syariah 2018 – Kelompok Pemberdayaan Ekonomi Syariah. Penghargaan ini diberikan dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2018 yang digelar pada 27 November 2018. Keluarga Besar ELCOPRS sangat mengapresiasi penghargaan yang diberi Bank Indonesia kepada CEO ELCORPS Ibu Elidawati. Semoga penghargaan ini menjadi peneguh langkah Ibu El bersama ELCORPS untuk terus mengembangkan kiprahnya dalam memberdayakan ekonomi syariah.
Elcorps Bersama Pemkot Padang dan Nusantara Foundation Galang Dana untuk Pesantren Pertama di Amerika
Elcorps galang dana untuk pembangunan pesantren pertama di Amerika bersama Pemerintah Padang dan Nusantara Foundation. ELCORPS menaruh kepedulian tinggi terhadap pengembangan lembaga sekolah ataupun pesantren. Bersama ELFOUNDATION, sejak kehadirannya hingga kini, beberapa institusi pendidikan di Tanah Air telah mendapat binaannya, baik dari segi pembangunan fisik maupun pembenahan manajerial. Salahsatunya adalah Ponpes Subulussalam di Pariaman, Sumatera Barat. Kiprah kepedulian ini semakin meluas ketika Nusantara Foundation, yang berkedudukan di New York City pimpinan Imam Shamsi Ali, mengajak bersinerji dalam membangun Pesantren Pertama Indonesia di Amerika. Ponpes yang berdiri di atas lahan sebesar 7 ha ini, terletak di wilayah Connecticut, USA. Sinerji diarahkan untuk penggalangan dana bagi pembangunan fasilitas masjid, asrama, kelas, ruang serbaguna dan mua’alaf center yang berada di Ponpes. Salahsatunya dengan menyelenggarakan kegiatan tabligh akbar bersama Imam Shamsi Ali, Imam besar Masjid New York di Tanah Air. Pada kesempatan ini, Pemkot Padang menyambut baik sinerji bersama Elfoundation dan Nusantara Foundation. Ketiganya bekerjasama menyelenggarakan acara “Dari Padang untuk Indonesia: Pesantren Indonesia Pertama di Amerika” pada Ahad, 18 November 2018. Acara diawali dengan tabligh akbar di Masjid Mukhsinin di waktu Subuh. Rangkaian tabligh akbar meliputi kegiatan salat berjemaah, mendengarkan taushiah dari Imam Shamsi Ali, diikuti dengan penggalangan dana. Masih dalam rangkaian acara yang sama, tabligh ini dilanjutkan di Masjid Mutathahhirin di waktu zuhur. Dari Masjid Mutathahhirin, acara dilanjutkan dengan Malam Amal di Palanta, Rumah Dinas Bapak Walikota Padang, Bapak H, Mahyeldi, SP, pada pukul 18.00-21.00. Dalam acara ini, Imam Shamsi Ali kembali berbagi taushiah yang diikuti dengan penggalangan dana. Ketua Umum ELFOUNDATION, Irvan Rachmawan, berharap acara ini bisa memberikan manfaat kebaikan dan spiritual bagi masyarakat Kota Padang sekaligus menghasilkan dukungan dana yang diinginkan.
CEO Elcorps Hj. Elidawati Menerima Penghargaan Tokoh Anugerah Syariah Republika 2018
Ibu Elidawati memegang piala penghargaan Anugerah Syariah Republika 2018. Foto : Elcorps CEO ELCORPS Ibu Elidawati menerima penghargaan Tokoh Anugerah Syariah Republika 2018. Ajang penghargaan ASR digelar Republika, pada 8 November 2018 di Hotel JW Marriot Kuningan. ASR merupakan wujud apresiasi bagi pelaku ekonomi dan lembaga ekonomi dalam menerapkan keuangan syariah. 11 kategori yang merepresentasikan pilar-pilar keuangan syariah, mewarnai ajang pemberian ASR. Mulai dari destinasi wisata halal, bank syariah, unit usaha syariah bank, bank daerah, fintech, asuransi, multifinance, nirlaba/filantropi dan tokoh ASR 2018. Kategori Tokoh ASR 2018 diberikan kepada Elidawati Ali Oemar, Adiwarman Karim dan Prof. Bambang Brodjonegoro.